Membangun Silaturahim di tengah Pluralistas Keagamaan di Indonesia: Sebuah Kajian Sosio-Teologis
Abstract
The most basic and most important component in the relation of religious pluralism is the creation of a sustainable relationship of friendship and dialogue, which is built by every believer by opening himself to pluralism without having to sacrifice substantive things in building the common good, in accordance with the values shared by the community. It is believed in the Holy Scriptures that each believer also believes in the national and state order which is regulated and bound by the UUD 1945, Pancasila, and within the framework of diversity, without sacrificing others in the name of any religion. Religion must be an answer that educates, inspires others to be closer to the Creator. Religion must be an agent of change that changes people who are not virtuous, have no morals into people who are virtuous and have a noble character in accordance with the nature of Allah, the ruler of life.
Abstrak
Komponen paling mendasar dan terpenting dalam relasi pluralisme keagamaan adalah terciptanya hubungan silaturahim dan dialog yang berkelanjutan, yang dibangun oleh setiap umat berkeyakinan dengan membuka diri terhadap pluralisme tanpa harus mengorbankan hal-hal yang sifatnya substantif dalam membangun kemaslahatan secara bersama, sesuai dengan nilai-nilai yang diyakini dalam Kitab Suci masing-masing umat berkeyakinan juga dalam tatanan berbangsa dan negara yang diatur dan diikat dalam UUD 1945, Pancasila dan dalam bingkai kebhinekaan, tanpa mengorbankan yang lain atas nama agama apapun. Agama harus menjadi jawaban yang mengedukasi, menginspirasi sesama untuk lebih dekat kepada Sang Khalik. Agama harus menjadi agen perubahan yang mengubah insan yang tidak berbudi pekerti, tidak berakhlak menjadi insan yang berbudi pekerti dan berakhlak mulia sesuai dengan natur Allah Sang penguasa kehidupan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arifin, H M. Menguak Misteri Agama-agama Besar. Jakarta: Golden Terayon Press, 1987. End, Th van den. Christiaan de Jonge, Sejarah Perjumpaan Gereja dan Islam. Jakarta: STT
Jakarta, 1997.
Fanani, Ahmad Fuad. Islam Mazhab Kritis “Menggagas Keberagaman Liberatif.” Jakarta:
Buku Kompas, 2004.
Mudzhar, H. M. Atho. Menjaga Aswaja dan Kerukunan Umat. Jakarta: Puslitbang
Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, 2012. Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Jakarta: UI Press, 1974. Setiawan, Phil. H. M Nur Kholis. Soetapa Djaka. Meniti Kalam Kerukunan “Beberapa
Istilah Kunci dalam Islam dan Kristen.” Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010. Shihab, M. Quraish. Tim Balitbang PGI, Theologia Religionum “Meretas Jalan Teologi
Agama-agama di Indonesia.” Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2000.
Raho, Bernard. Agama dalam Perspektif Sosiologi. Jakarta: OBOR, 2013.
Tanja, Victor I. Pluralisme Agama dan Problema Sosial “Diskursus Teologi Tentang Isu-isu
Kontemporer.” Jakarta: Pustaka Cidesindo, 1998. َََََُُْ
Wehr, Hans. يcd لbة المعا[ة: عر^ – ِا ْنZYXمعجم الل َغة الع “A Dictionary of Modern Written Arabic, Arabic-English.” Beirut: Librairie Du Liban, 1980.
Thiessen, Henry C. Teologi Sistematika (Malang: Gandum Mas, 1997
DOI: https://doi.org/10.46929/graciadeo.v4i2.118
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Based on a work at http://e-journal.sttbaptisjkt.ac.id/index.php/graciadeo.
JURNAL TEOLOGI GRACIA DEO telah terindeks pada situs:
Printed ISSN: 2655-6871
Copyright© GRACIA DEO, 2018-2020. All Rights Reserved.
View GD Stats